Selasa, 15 November 2016

makalah hubungan etika dan tata krama



MAKALAH HUBUNGAN ETIKA DAN TATA KRAMA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang Masalah

Tata krama atau adat sopan santun atau yang biasa disebut etiket telah menjadi bahan dalam hidup kita, ia telah menjadi persyaratan dalam hidup sehari-hari, malahan menjadi meningkat dan sangat berperan untuk memudahkan manusia diterima di masyarakatnya. Pada waktu anda masih kanak-kanak, secara tidak sadar orang tua anda telah melatih anda agar menerima pemberian orang dengan tangan kanan, lalu mengucapkan terima kasih.
Tata krama adalah kebiasaan. Kebiasaan ini merupakan tata cara yang lahir dalam hubungan antar manusia. Kebiasaan ini muncul karena adanya aksi dan reaksi dalam pergaulan. Sebagai contoh, kalau orang indonesia setuju dengan apa yang dikemukakan ia akan mengangguk- anggukan kepalanya. Sebaliknya di negeri lain ada yang menyatakan setuju dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.
Pentingnya Tata Krama  diperlukan dalam kehidupan sehari-hari contonya orang tua juga melatih kita cara makan, minum, menyapa, memberi hormat, berbicara, berpakaian, dan bersikap jika ada tamu yang datang kerumah. Lama kelamaan prilaku kita terbentuk menjadi suatu kebiasaan, tanpa memikirkan mengapa harus bertindak seperti yang demikian.
Tata krama yang semula berlaku dalam lingkungan terbatas, lama kelamaan dapat merambat kelingkungan masyarakat yang lebih luas. Banyak manusia yang memiliki jenis manusia tipe durian, yaitu orang yang penampilannya tidak menarik, kasar, dan tidak mengundang simpati, namun berhati emas. Hatinya diliputi sifat-sifat terpuji, seperti rendah hati, suka memaafkan, suka menolong, dan menghargai orang, serta tidak menyakiti orang lain. Manusia tipe kedong-dong akan dijauhi orang setelah merasakan betapa asam sifat-sifatnya.
Disinilah letak betapa pentingnya tata krama. Orang yang mengenal dan menerapkannya akan melahirkan penampilan yang menarik seperti kulit kedongdong, dan perhatian itu tepancar dari hati seperti isi durian.
 Berdasarkan latar belakang diatas, kelompok 3 ingin mengangkat judul  Makalah Hubungan Etika dengan Tata Krama.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, adapun rumusan masalah nya adalah apakah hubungan etika dengan tata krama.

1.3  Tujuan Masalah
                 Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan makalah ini adalah menjelasan hubungan etika dengan tata krama.







BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Etika
Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab]St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy).
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.
2.2 Pengertian Tata Krama
Tata krama terdiri dari kata “tata” dan “krama”. Tata berarti aturan, adat, norma, peraturan. Krama berarti sopan santun, prilaku santun, tingkah laku yang santun, bahasa yang santun, kelakuan yang santun, tindakan yang santun.
Jadi  Tata Krama dalam pergaulan merupakan aturan kehidupan yang mengalir hubungan antar manusia. Tata krama pergaulan berkaitan erat dengan etiket atau etika.
Menurut para ahli tata karma/ etika tidak lain adalah prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini :

Drs. O. P Simorangkir
Tata karma atau etika sebagai pandangan manusia dalam berpengaruh dalam berpakaian menurut ukuran dan nilai yang baik
Drs. Sidi Gajalba
Dalam sisitematika filsafat , tata krama adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik maupun buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.

Drs. H. Burhanudin Salam
Tata karma atau etika adalah filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma yang prilaku manusia dalam hidupnya.
Bertens (1999 : 6)

A. Tata karma etika memiliki 3 arti yaitu
a.Etika dalam arti nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok orang dalam mengatur tingkah lakunya.
b.Etika dalam arti kumplan asas atau nilai moral dimaksukan sebagai kode etik.
c.Etiks dalam arti ilmu tentang yang baik atau buruk.
Black (1990: 11)
Etika ilmu yang mempunyai cara manusia memperlakukan sesamanya dan apa hidup yang baik.

B.Manfaat Tata Krama
Adapun manfaat tata krama atau etika yaitu:
1.Ada membuat seseorang mengambil keputusan dalam suatu masalah dengan bijak.
2.Memberi pengenalan bagaimana menjalani hidup melalui rangkaian tindak sehari- hari.
3.Membuat anda menjadi disegani, dihormati.
4.Memudahkan hubungan baik dengan orang lain.
5.Memberi keyakinan pada diri sendiri dalam setiap situasi.
6.Menjadikan anda dapat memelihara suasana yang baik dalam berbagai lingkungan, baik itu linkungan keluarga, pergaulan, dan dimana anda bekerja.
2.3 Tata Krama Dalam Pergaulan
Tata Krama dalam pergaulan merupakan aturan kehidupan yang mengalir hubungan antar manusia. Tata krama pergaulan berkaitan erat dengan etiket atau etika. Kata etiket berasal dari Perancis yaitu Etiquette yang berarti tata cara bergaul yang baik, dan etika berasal dari bahasa Latin Ehtic merupakan pedoman cara hidup yang benar dilihat dari sudut budaya, susila, dan, agama. Dalam setiap pergaulan perlu adanya komunikasi, karena hal ini akan menghasilkan penyampaian yang baik, seperti bagaiamana berbicara dengan orang yang lebih tua, berkenalan dengan sopan. Sopan santun atau tata krama merupakan kesadaran yang sensitive atau perasaan orang lain. Jika kita memiliki kesadaran tersebut, berarti kita memiliki sopan santun yang baik. Dalam tata krama juga memilikki dasar- dasar tata krama/ etika yaitu:

1.Bersikap sopan dan ramah kepada siapa saja,
2.Memberi perhatian kepada orang lain.
3.Berusaha selalu menjaga perasaan orangn lain.
4.Bersikap ingin membantu.
5.Dapat menguasai diri, mengendalikan emosi dalam situasi apappun.
6.Memilki rasa toleransi yang tinggi.

Dari dasar-dasar tata krama dalam pergaulan juga memiliki ciri seorang individu yang memiliki tata krama yang baik, antara lain :

1.Memiliki rasa percaya diri ketika mengadapi masyarakat dari tingkat manapun.
2.Tingkah laku dan ucapannya selalu mempertimbangkan serta mencerminkan perhatian kepada orang lain.
3.Bersikap sopan, ramah dan selalu menunjukan sikap mempertimbangkan seta mencerminkan perhatian kepada orng lain.
4.Bisa menguasai diri sendiri dan selalu ber4usaha tidak menyinggung, mengganggu, menyakiti perasaan dan pikiran orang lain.
5.Selalu berusaha tidak mengecewakan, membuat gusar apalagi membuat orang marah, walaupun diri sendiri dalam keadaan sedih, kesal, lelah ataupun jenuh.

Dalam menjalalani pergaulan yang penuh denagn tata krama perlu adanya kesadaran dalam diri. Akakn tetapi, disisi lain , peraturan di dunia ini adalah kesadaran. Anak usia 1,5 tahun mulai bias mengerti, orang lain mempunyai perasaan seperti halnya dirinya. Inilah sat yang tepat unutk memulai mendidik anak mengenai sopan satun atau dengan kata lain mengajarkan padanya mengenai perasaan orang lain. Untuk itu kita harus mendidiknya. Ada 5 hal yang sebaiknyadiajarkan pada usia dini daalam bertata krma, yakni :

1.Tolong
Kata ini sudah mulai bias diajarkan sejak anak berusia 1,5 tahun. Biasakan untuk “mengharuskannya” mengatakan “Tolong” jika menginginkan sesuatu. Jangna lupa beri anak contoh. Stiap kali minta bnatuan kepada siapa pun,jangan pernah lupa mengawalinya dengan kata “Tolong”.

2.Terima Kasih
Anak usia 18 bulan mungkin sudah dapat menngucapkan kata-kata ( meski masih cadel) dan tidak atau belum dapat menangkap arti yang sesungguhnya. Baru di saat berumur 22,5 tahun, anak dapat menghubungkan antara kata dan konsep arti9. Jika pada usia itu ia belum memiliki kebiasaan baik, didik dan biasakank unutk mengucapkan : Terima Kasih” jika menerima sesuatu dari orang lain.

3.Berbagi
Anak usia 2 tahunan mulai mengerti konsep atau arti berbagi, menunggu, giliran, walaupun mungkin tidak senang melakukannya. Dorongan anak untuk mau berbagi dengan teman-temannya saat mereka sedang bermain. Misalnya dengan memberikan mainan yang sama dan menawarkan satu kepada temannya.

4.Maaf
Apa yang bias diharapkan dari balita usia 1,5 tahun yang pengertiannya masih sangat mendasar? Dia pasti benar-benar sulit unutk mengerti, kenapa dia harus minta maaf. Tapi setelah dia berumur 2,5 – 3 tahun, dia akan mengerti konsep tersebut meski masih masih sangat sempit. Jika ia merebut main temannya, misalnya, beri pengertian padamya sambil bermain, bahwa tingkah lakunya salah dan harus minta maaf.

5.Di Meja Makan
Anak umur 3 tahun dapat makan denagn sendok dan garpu dan duduk manis di kursi di depan meja makan selama 15 – 20 menit. Ia juga sudah mampu membersihkan mulutnya dengan serbet/ tisu jika ad makanan menempel/ tercecer di mulutnya. Untuk melatihnys, selama masa balita, beri anak makanan dengan porsi kecil, jangan dengan piring ceper dan semangati anak unutk menggunakan alat – alalt makank yang diperlukan. Didik anak untuk tidak memainkan atau membuang makanan yang kebetulan tidak di sukainya atau karena kebanyakan, katakan padanya, “Kita tidak boleh membuang-buang makanan”. Ajarkan pula jika ditawari makanan, ia harus menjawab, “Ya, terima kasih” atau “ Tidak, sudah cukup. Terima kasih”.(Tabloid Nova).

2.4       Pentingnya Tata krama dalam bergaul
a.    Membuat individu  mengambil keputusan dalam suatu masalah dengan bijak
b.    Memberi pengenalan bagaimana menjalani hidup melalui rangkaian tindakan sehari- hari
c.    Membuat seseorang disegani, dihormati dan disenangi orang lain
d.   Mendapat kemudahan dalam hubungan baik dengan orang (better human relation)
e.    Memberi keyakinan pada diri sendiri dalam setiap situasi
f.     Dapat memelihara suasana yang baik di lingkungan keluarga, tempat kerja, dan antara teman
g.     Menciptakan suatu kedamaian dalam kehidupan sosial
h.    Menumbuhkan kesadaran seseorang akan pentingnya bertata krama
i.      Menambah ilmu pengetahuan baik secara lisan maupun tertulis
j.      Menghindari terjadinya pertentangan



2.5 Contoh Tata Krama di Kehidupan Sehari-hari
TATA KRAMA PERGAULAN SESAMA TEMAN
Hidup tanpa teman sungguh tidak terbayangkan. Hidup tanpa teman berarti hidup sendiri, sunyi, sepi, tidak ada tempat bersuka cita, tidak ada tempat mengeluh atau minta pertolongan manakala kesulitan. Oleh karena itu perlu dijaga hubungan baik dengan teman-teman tetapi tetap terpelihara. Untuk itu, perlu diperhatikan beberapa hal antara lain:
Bantulah teman yang minta pertolongan dengan kemampuan kita. Jika karena sesuatu hal kita tidak dapat memenuhi permintaan itu, sampaikanlah hal itu secara halus disertai alasan-alasan yang masuk akal, Hargailah pendapat teman. Jika kita tidak sependapat, kemukakanlah pendapat kita sendiri secara baik-baik, Hindarilah penggunaan kata-kata buruk, jelek, tidak pantas, dan sebagainya dalam mengomentari pekerjaan atau pakaian teman, karena masalah penilaian baik atau buruk dalam hal ini umumnya bersifat subjektif. Baik menurut kita, belum tentu baik buat orang lain. Ingat bahwa tidak seorangpun yang rela dicela, Sering-seringlah menggunakan kata-kata pujian kepada teman-teman setelah mereka melakukan sesuatu dengan baik, Ucapkanlah terima kasih yang tulus kepada teman yang telah berbuat baik kepada kita betapapun kecilnya kebaikan itu, Jauhilah kebiasaan berguncing karena pergunjingan merupakan sumber pertikaian atau perpecahan, Janganlah memendam rasa kecewa berlama-lama, karena hal ini bisa meledak menjadi kemarahan yang berakibat pertengkaran. Curahkanlah perasaan itu segera secara terbuka dan baik-baik. Ingat kekecewaan belum tentu beralasan, mungkin kita sendiri yang salah mengerti, Terimalah setiap teguran dengan hati yang lapang. Jika memeang kita bersalah, akuilah secara jantan dan mintalah maaf; jika tidak, jelaskanlah baik-baik duduk persoalannya. Hindarkanlah sikap mau menang sendiri, mau benar sendiri. Ingatlah peribahasa ”Orang pandai berbicara dengan mulut, orang bodoh berbicara dengan tinju”, Biasakanlah menggunakan kata-kata manis, seperti ” Selamat Pagi” dan sebagainya, ”Sampai Jumpa”, ”Silakan....!”, ”Maaf....!, ”Tolong...!, dan lain-lain, Kembalikanlah segera barang/uang pinjaman; jangan dibiarkan si pemilik mengambilnya sendiri (dengan kecewa).
Dalam bergaul kita patut mematuhi tata krama dalam bergaul agar kita senantiasa membina hubungan baik dengan teman sebaya. Contoh tata krama dengan teman sebaya yaitu Krama Dalam bergaul.
a.    Menghindari Penghinaan
           
b.   Menghindari Ikut Campur Urusan Pribadi

c.     Menghindari Memotong Pembicaraan

d. Menghindari Membanding-bandingkan

e. Menhindari membela musuhnya dan mencaci kawannya

f. Menghindari Merusak Kebahagiaan

g. Menghindari Mengungkit masa Lalunya

h. Berhati-hati dengan perasaan marah

i.                    Menghindari Menertawakan Orang lain.

TATA KRAMA PERGAULAN DENGAN GURU
                     Dalam tata krama masyarakat Jawa dikenal ungkapan ”Guru, ratu, wong atau karo”. Ini mengandung arti bahwa guru, menurut urutan kata-katanya, adalah orang yang pertama-tama harus dihormat, kemudian berturut-turut raja dan orang tua. Agaknya ini tidaklah berlebihan, karena gurulah yang memberikan pengetahuan, kepandaian, ketrampilan sebagai bekal hidup. Setiap guru selalu dengan ikhlas berusaha agar anak didiknya menjadi orang yang berguna bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Oleh karena itu, setiap mahasiswa hendaknya memiliki rasa hormat kepada guru. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pergaulan dengan guru:Tunjukkanlah sikap hormat dan gunakanlah bahasa yang halus dan sopan, jika sedang berhadapan / berbicara dengan guru. Jika perkuliahan sedang berlangsung, curahkanlah seluruh perhatian kepada guru, janganlah berbuat gaduh atau bercakap-cakap karena hal itu di samping mengganggu ketenangan, juga sangat menyinggung perasaan guru. Pertanyaan atau tanggapan mengenai materi perkuliahan hendaknya dikemukakan secara sopan, jangan sampai timbul kesan mahasiswa lebih tahu dari guru atau mengajarinya. Usahakanlah untuk tidak keluar ruangan belajar (misalnya ke kamar kecil). Kalaupun sangat terpaksa, minta izin terlebih dahulu pada waktu guru tidak berbicara.
Saling berbisik terus menerus sambil masing-masing memandang pada guru pada waktu guru sedang berbicara (misalnya menyajikan kuliah) juga dipandang kurang sopan dan guru bisa tersinggung karenanya. Hendaklah sudah berada di dalam ruangan sebelum guru datang masuk. Jika terlambat, mintalah maaf sambil memberikan alasan yang tepat. Kerjakanlah setiap tugas dari guru dengan sebaik-baiknya.

TATA KRAMA DI LINGKUNGAN KELUARGA
                     Kita, manusia, diciptakan Tuhan melalui kedua orang tua kita, yaitu ayah dan bunda. Oleh karena itu jika kita merasa senang atau bahagia dilahirkan ke dunia, maka di samping bersyukur kepada Tuhan, kita pun berkewajiban untuk berterima kasih kepada kedua orang tua kita. Perlu disadari secara mendalam bahwa orang tua bukan saja melahirkan kita, melainkan juga dengan kasih sayang telah membesarkan dan mendewasakan kita, memberikan kepada kita makanan, pakaian, pendidikan, menjaga kesehatan, dan melindungi kita dari berbagai mara bahaya, betapapun besarnya resiko bagi mereka. Kasih sayang dan pengorbanan itu dicurahkan dengan segala keikhlasan demi kebahagian kita.
                     Oleh karena itu, wajarlah apabila kita selalu berterima kasih kepada orang tua. Lalu apa yang harus kita lakukan sebagai tanda terima kasih? Bukan balas budi berupa materi. Orang tua sudah merasa cukup bahagia apabila anaknya melakukan hal-hal yang dapat menjamin masa depannya sendiri dengan baik, antara lain:
1.      Mentaati segala nasihat, baik orang tua dan tidak membantahnya tanpa alasan yang masuk akal. Setiap keberatan atas nasihat/saran orang tua dikemukakan dengan baik-baik,
 Tidak melakukan hal-hal tercela, lebih-lebih yang dapat menimbulkan aib bagi keluarga,
2.      Selalu bersikap dan berbahasa lembut kepada orang tua, saudara-saudara dan orang lain,
3.      Rajin belajar dan suka membantu orang tua di rumah,
4.      Saling mengerti, saling menghargai dan saling menolong dengan saudara-saudara, tidak pernah bersikap mau menang sendiri, mau kenyang sendiri, mau menang sendiri tanpa memikirkan orang lain,
5.      Memelihara kebersihan di dalam rumah dan menjaga keselamatan/keutuhan barang-barang yang ada di rumah serta tidak meminjamkan barang apapun kepada orang lain tanpa izin orang tua atau saudara yang memiliki barang,
6.      Tidak menuntut sesuatu di luar kemampuan orang tua,
7.      Selalu terbuka, tidak pernah menyembunyikan masalah pribadi dari orang tua, lebih-lebih yang pada akhirnya menuntut keterlibatan keluarga,
8.      Memberitahu jika hendak pergi dan tidak berada di luar rumah berlama-lama sehingga menimbulkan kegelisahan orang tua,
9.      Tidak bergaul terlalu rapat dengan teman-teman tak sejenis dan tidak terlalu sering membawa teman-teman ke rumah karena hal itu merepotkan orang tua, terutama ibu,
10.  Jujur, suka mengaku setiap kesalahan sendiri dan tidak pernah melemparkannya kepada orang lain,
11.  Memperlakukan pembantu seperti keluarga sendiri, tidak pernah menyakitinya agar ia betah karena ketidakbetahan membantu sangat merepotkan ibu.

TATA KRAMA BERPAKAIAN
                     Gunakan pakaian sesuai dengan fungsinya masing-masing. Pakaian olah raga, piyama, atau daster misalnya tidak baik digunakan untuk menerima tamu resmi di ruang tamu keluarga, Kaus oblong dan sandal termasuk pakaian santai, seyogianya tidak dipergunakan di tempat-tempat resmi, juga di dalam kampus, lebih-lebih di ruang kuliah, Pakaian hendaknya tidak terlalu ketat atau terlalu pendek di bagian bawah maupun bagian atas, Pakaian selalu rapi, bersih dan tidak kusut, Perhiasan seperlunya, tidak berlebihan, terutama di kampus, Di tengah hari yang terik sebaiknya tidak menggunakan pakaian berwarna hitam pekat atau merah menyala dan dalam cuaca yang mendung atau hujan (becek) tidak dianjurkan menggunakan pakaian berwarna putih.

TATA KRAMA BERBICARA
                     Berbicara dan tertawa pun sering menarik perhatian orang. Agar tidak menarik perhatian yang negatif  hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut: Suara hendaknya sekedar cukup terdengar oleh lawan bicara agar tidak mengganggu,
Berbicara tenang, tidak tergesa-gesa agar ludah tidak berkecipratan ke luar mulut,
Mulut tidak terlalu dekat pada muka lawan bicara agar uap mulut tidak tercium olehnya,
Waktu tertawa, mulut tidak dibuka terlalu lebar sehingga tampak bagian dalam mulut, demikian pula suaranya, tidak keras-keras, Janganlah berbicara atau ketawa jika mulut penuh berisi makanan,
                     Pada waktu berbicara, wajah dan pandangan kita hendaknya selalu terarah lurus kepada lawan bicara. Bicara sambil berpaling ke sana ke mari dianggap tidak sopan. Demikianpula jika lawan bicara sedang berbicara,
                     Palingkanlah muka sejenak ke arah lain dan/atau tutuplah mulut dengan tangan atau sapu tangan jika kita tiba-tiba batuk atau bersin ketika sedang berbicara, Usahakanlah agar tidak memotong bicara, apalagi tiba-tiba menegur/menyapa atau berbicara  dengan orang lain pada waktu lawan bicara masih berbicara. Kalaupun sangat terpaksa, mintalah izin/maaf terlebih dahulu kepada lawan bicara, Ingat-ingatlah agar tidak memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana atau melipat keduanya di dada atau menggendong keduanya di belakang atau berdiri dengan sebelah kaki yang dilenturkan atau diangkat ke atas waktu berbicara/bercakap-cakap dengan orang-orang yang dihormati.

TATA KRAMA MAKAN BERSAMA DI MEJA MAKAN
                     Pada waktu makan bersama, lebih-lebih di meja makan, hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
                     Gunakanlah sendok garpu jika makanan basah, misalnya nasi bercampur kuah dan lain-lain, Janganlah menumpuk makanan di atas piring makanan kita, tetapi habiskanlah makanan makanan yang telah kita ambil; penyisaan makanan dapat menyinggung tuan rumah, Tidak mengisi mulut terlalu padat sehingga menyebabkan sukar menelan atau makanan menyumbat di tenggorokan, Tidak berbicara pada waktu mulut masih penuh dengan makanan, Kunyahlah makanan demikian rupa sehingga tidak terdengar dari dalam mulut bunyi keciplak atau gigi-gigi yang beradu. Mengunyah terlalu cepat juga dapat memberikan kesan orang yang rakus, Tempatkanlah mulut di atas piring makanan agar makanan yang jatuh waktu diangkat tidak jatuh ke luar piring atau mengotori pakaian kita, Usahakanlah agar selama makan tidak bercerita tentang hal-hal yang menjijikkan sehingga membuat orang mual atau yang terlalu lucu sehingga membuat orang tertawa terpingkal-pingkal, Usahakanlah pula agar tidak batuk, bersin, atau mengeluarkan/membuang ingus. Jika sangat terpaksa, tinggalkanlah dahulu meja makan ke tempat yang cukup jauh. Juga tidak dibenarkan bersendawa, Usahakanlah agar alat-alat makan tidak berdentingan atau gemerincing, Sehabis makan tidak dibenarkan berkumur, mencuci tangan dengan air minum di atas piring makan, menggunakan tusuk gigi sebelum semua orang selesai makan, Menggunakan tusuk gigi hendaknya sambil melindungi mulut dengan tangan dan sarbet hanya digunakan untuk menyeka mulut atau melap tangan, bukan untuk menyeka ingus, Sebaiknya sebelum makan dimulai, masing-masing mengucapkan selamat makan dan mengajak makan pada orang yang tidak ikut makan. Yang terakhir ini lebih banyak bersifat basa-basi, tetapi jika tidak dilakukan, orang bisa menganggap kita tidak tahu sopan-santun.

TATA KRAMA BERJALAN
                     Berjalan yang sesuai dengan norma-norma sopan-santun meliputi antara lain hal-hal sebagai berikut: Berjalan secara wajar, langkah tidak dibuat-buat seakan-akan agar tampak gagah (laki-laki) atau menarik/menggiurkan dengan lenggang-lenggok berlebihan (wanita), Usahakanlah agar tumit sepatu yang keras tidak terlalu keras memukul jalan atau lantai, lebih-lebih di tempat-tempat yang memerlukan keheningan (ruang kuliah, ruang rapat, poliklinik, dll.), Berjalan di depan/di dekat atau melewati orang-orang yang sedang duduk atau berdiri hendaknya tidak terlalu dekat, apalagi menyentuh mereka. Sebaiknya katakan ”Permisi sambil membungkuk pada saat melewati mereka.



BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengertian Tata krama adalah kebiasaan sopan santun yang disepakati dalam lingkungan pergaulan antar manusia setempat. Tata krama terdiri atas tata dan krama. Tata berarti adat, aturan , norma, peraturan. Krama berarti sopan santun, kelakuan tindakan, perbuatan. Dengan demikian, tata krama berarti adab sopan santun, kebiasaan sopan santun, atau sopan santun. Etika berisi perbuatan yang ada nilainya sedangkan tata krama adalah etika yang didalamnya ada unsur adat, aturan dan norma.
Hubungan etika dan tata krama adalah didalam setiap baik buruknya perilaku yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari terdapat segala bentuk aturan yang harus ditaati agar terbentuk karakter yang menjunjung tinggi nilai kesopanan.

DAFTAR PUSTAKA

http://oktasariya.blogspot.co.id/2015/10/makalah-hubungan-etika-dan-tata-krama.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar