BAB
VI Pola-Pola Hereditas Pautan
1.
Persilangan antara tanaman berbunga biru
(BBRR) dengan tanaman berbunga putih (BBrr) menghasilkan keturunan F1.
Peristiwa tersebut adalah peristiwa komplementer. Gen B membentuk pigmen warna
biru, sedangkan R membentuk enzim pengikat. Apabila F1 tersebut disilangkan
dengan sesamanya, perbandingan persentase fenotipenya adalah….
A. biru : putih = 100% : 75%
B. biru : putih = 75% : 25%
C. biru : putih = 50% : 50%
D. biru : putih = 25% :75%
E. biru : putih = 0% : 100%
Pembahasan :
P1 : BBRR >< BBrr F1 : BBRr
A. biru : putih = 100% : 75%
B. biru : putih = 75% : 25%
C. biru : putih = 50% : 50%
D. biru : putih = 25% :75%
E. biru : putih = 0% : 100%
Pembahasan :
P1 : BBRR >< BBrr F1 : BBRr
P2
: BBRr ><
BBRr F2 : biru (BBRR, BBRr, BBRr), putih(BBrr)
Persentase fenotipe: Biru = ¾ x 100% = 75%,
Persentase fenotipe: Biru = ¾ x 100% = 75%,
Putih
= ¼ x 100% = 25%
Perbandingan Biru :Putih = 75% : 25%
Perbandingan Biru :Putih = 75% : 25%
2.
Apabila terjadi perkawinan antara parental bergolongan darah A heterozigot dengan B heterozigot, maka kemungkinan golongan darah anak-anaknya adalah . . .
.
A. A
dan B
B. A
dan AB
C. AB
dan O
D.
A, B, AB dan O
E. B
dan AB
Pembahasan
:
P
1 = I O I A > < I O I B
F
1 = I O I O , I O I A, I O I B , I A I B
Maka
kemungkinan golongan darah anak- anaknya
adalah A, B, AB, dan O.
3.
Perkawinan tikus hitam dan tikus kuning
dimana faktor (H) pembawa sifat hitam bersifat epistasis terhadap faktor (K)
pembawa sifat kuning yang hipostasis. Jika Hh Kk disilangkan dengan Hb KK
genotip tikus hitam yang akan dihasilkan adalah ……..
A. 2 macam
B. 3 macam
C. 4 macam
D. 6 macam
E. 5 macam
Pembahasan:
Perkawinan tikus hitam dan tikus kuning
HhKk X HhKK H epistasi faktor K maka genotif tikus hitam yang dihasilkan HHKK, HHKk, HhKK, HhKk.
A. 2 macam
B. 3 macam
C. 4 macam
D. 6 macam
E. 5 macam
Pembahasan:
Perkawinan tikus hitam dan tikus kuning
HhKk X HhKK H epistasi faktor K maka genotif tikus hitam yang dihasilkan HHKK, HHKk, HhKK, HhKk.
4.
Persilangan antara bunga Linnaria
maroccana merah (Aabb) dan putih (aaBb) menunjukkan peristiwa kriptomeri.
Apabila F1 yang memiliki fenotipe ungu dan F1 yang memiliki fenotipe merah
disilangkan dan menghasilkan 360 tanaman, jumlah keturunan yang berfenotipe
putih sebanyak …. tanaman
A. 45
B. 90
C. 135
D. 180
E. 270
Pembahasan:
P1 = Aabb >< aaBb
F1= AaBb (ungu), Aabb (merah), aaBb (putih), aabb (putih)
P2= AaBb (ungu) >< Aabb (merah)
F2= ungu (AABb, AaBb, AaBb), merah(AAbb, Aabb, Aabb), putih(aaBb, aabb)
Jadi, keturunan yang berfenotipe putih sebanyak adalah :
A. 45
B. 90
C. 135
D. 180
E. 270
Pembahasan:
P1 = Aabb >< aaBb
F1= AaBb (ungu), Aabb (merah), aaBb (putih), aabb (putih)
P2= AaBb (ungu) >< Aabb (merah)
F2= ungu (AABb, AaBb, AaBb), merah(AAbb, Aabb, Aabb), putih(aaBb, aabb)
Jadi, keturunan yang berfenotipe putih sebanyak adalah :
2/8
x 360 = 90 tanaman
5.
Gen M (merah), epistasis terhadap gen
H(hijau). Kedua gen tersebut bersifat dominan terhadap alelnya (kuning). Pada
persilangan antara tanaman berdaun merah (MMHh) dan tanaman berdaun hijau
(mmHH) menghasilkan dua tanaman berdaun merah dengan genotipe yang berbeda.
Apabila dilakukan persilangan antara kedua tanaman berdaun merah tersebut,
perbandingan fenotipe yang diperoleh adalah ….
A. merah : hijau = 6:2
B. merah : kuning = 3 : 3
C. merah : kuning = 15:1
D. merah : hijau : kuning = 4 : 3 : 1
E. merah : hijau : kuning = 9 : 3 : 4
Pembahasan:
P1 : MMHh >< mmHH
F1 : MmHH, MmHh
P2 : MmHH >< MmHh
F2 : merah (MMHH, MMHh, MmHH, MmHh, MmHH, MmHh), hijau (mmHH, mmHh)
Jadi perbandingan fenotipe yang diperoleh adalah merah : hijau = 6 : 2
A. merah : hijau = 6:2
B. merah : kuning = 3 : 3
C. merah : kuning = 15:1
D. merah : hijau : kuning = 4 : 3 : 1
E. merah : hijau : kuning = 9 : 3 : 4
Pembahasan:
P1 : MMHh >< mmHH
F1 : MmHH, MmHh
P2 : MmHH >< MmHh
F2 : merah (MMHH, MMHh, MmHH, MmHh, MmHH, MmHh), hijau (mmHH, mmHh)
Jadi perbandingan fenotipe yang diperoleh adalah merah : hijau = 6 : 2
BAB
IV Pembelahan Sel
1.
Selama mitosis pergerakan dan
distribusi kromosom diatur oleh ….
A. Mikrotubul
B. Benang kumparan
C. Sentriol
D. Mikrotubul dan benang kumparan
E. Sentromer
A. Mikrotubul
B. Benang kumparan
C. Sentriol
D. Mikrotubul dan benang kumparan
E. Sentromer
Pembahasan:
Mikrotubul dan benang kumparan membentuk benang gelendong yang mampu mengikat sentromer sehingga pergerakan kromosom dapat dikendalikan, seperti berjajar di bidang ekuator dan ditarik menuju kutub.
Mikrotubul dan benang kumparan membentuk benang gelendong yang mampu mengikat sentromer sehingga pergerakan kromosom dapat dikendalikan, seperti berjajar di bidang ekuator dan ditarik menuju kutub.
2.
Beberapa pernyataan berikut ada
hubungannya dengan pembelahan sel :
1. Terjadi pada sel tubuh
2. Terjadi pada proses gametogenesis
3. Sifat sel anak sama dengan sifat sel induk
4. Sifat sel anak tidak sama dengan sifat sel induk
5. Pembelahan sel berlangsung 1 kali
6. Pembelahan sel berlangsung dua kali
1. Terjadi pada sel tubuh
2. Terjadi pada proses gametogenesis
3. Sifat sel anak sama dengan sifat sel induk
4. Sifat sel anak tidak sama dengan sifat sel induk
5. Pembelahan sel berlangsung 1 kali
6. Pembelahan sel berlangsung dua kali
Yang merupakan ciri khas mitosis
adalah…
A. 1, 2, 3
B. 2, 3, 4
C. 3, 4, 5
D. 1, 3, 5
E. 4, 5, 6
B. 2, 3, 4
C. 3, 4, 5
D. 1, 3, 5
E. 4, 5, 6
Pembahasan:
Ciri Meiosis : terjadi pada sel kelamin, sifat sel anak tidak sama dengan induk, pembelahan berlangsung 2 kali.
Ciri Mitosis : terjadi pada sel tubuh, sel-sel sama dengan induk, pembelahan berlangsung 1 kali.
Ciri Meiosis : terjadi pada sel kelamin, sifat sel anak tidak sama dengan induk, pembelahan berlangsung 2 kali.
Ciri Mitosis : terjadi pada sel tubuh, sel-sel sama dengan induk, pembelahan berlangsung 1 kali.
3.
Pada pembelahan meiosis terjadi
peristiwa berikut :
Pemisahan kromatid yang membentuk kromosom
Gerakan kromatid ke kutub-kutub yang
letaknya berlawanan
Peristiwa tersebut terjadi pada tahap…
A. Metafase I
B. Telofase I
C. Anafase I
D. Metafase II
E. Anafase II
A. Metafase I
B. Telofase I
C. Anafase I
D. Metafase II
E. Anafase II
Pembahasan:
Bukan E karena kromatid itu pasti (4n) jadi kromosom (2n) sedang E terbentuk kromosom n bukan dari kromatid.
Bukan E karena kromatid itu pasti (4n) jadi kromosom (2n) sedang E terbentuk kromosom n bukan dari kromatid.
4.
Perbedaan dari spermatogenesis
dan oogenesis terletak pada…
A. Jumlah sel yang dihasilkan
B. Jumlah kromosom pada sperma dan ovum
C. Jaringan tempat terjadinya proses
D. Hormon yang mempengaruhi
E. Sifat dari sel hasil akhir
A. Jumlah sel yang dihasilkan
B. Jumlah kromosom pada sperma dan ovum
C. Jaringan tempat terjadinya proses
D. Hormon yang mempengaruhi
E. Sifat dari sel hasil akhir
Pembahasan:
Perbedaan dari proses spermatogenesis dan oogenesis terletak pada jumlah sel hasil akhir. Oogenesis menghasilkan satu sel telur sedangkan spermatogenesis menghasilkan empat sel sperma.
Perbedaan dari proses spermatogenesis dan oogenesis terletak pada jumlah sel hasil akhir. Oogenesis menghasilkan satu sel telur sedangkan spermatogenesis menghasilkan empat sel sperma.
5.
Pernyataan berikut ada hubungannya dengan
pembelahan sel :
·
Terjadi pada sel tumbuhan
·
Jumlah kromosom sel anak separuh
dari induk
·
Jumlah kromosom anak sama dengan
kromosom induk
·
Terjadi dalam pembentukan sel
kelamin
·
Pembelahan berlangsung 2 kali.
Ciri khas
mitosis adalah . . .
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 5
D. 3 dan 4
E. 3 dan 5
B. 1 dan 3
C. 2 dan 5
D. 3 dan 4
E. 3 dan 5
Pembahasan:
– Jumlah kromosom sel anak separuh dari sel induk (ciri khas meiosis)
– Jumlah kromosom anak sama dengan kromosom induk (ciri khas mitosis)
– Terjadi dalam pembentukan sel kelamin (ciri khas meiosis)
– Pembelahan berlangsung 2 kali (ciri khas meiosis)
– Terjadi pada sel tubuh (ciri khas mitosis)
– Jumlah kromosom sel anak separuh dari sel induk (ciri khas meiosis)
– Jumlah kromosom anak sama dengan kromosom induk (ciri khas mitosis)
– Terjadi dalam pembentukan sel kelamin (ciri khas meiosis)
– Pembelahan berlangsung 2 kali (ciri khas meiosis)
– Terjadi pada sel tubuh (ciri khas mitosis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar